Kenangan Buku Anak

Sebenarnya tak ingin memulai dengan kalimat klise ini. Namun, benak saya terus berkata, “Wah, lama sekali tak nulis di blog ini.”

Hari ini bertepatan dengan kelahiran penulis asal Denmark, H.C. Andersen, yang setiap tahunnya diperingati sebagai Hari Buku Anak Internasional. 2 April 1805 adalah tanggal kelahirannya. Almarhum termasuk salah satu penulis dunia yang sangat prolifik dalam membuahkan karya tulis, khususnya dongeng anak (fairy tales). Maka, tak heran bila kini tanggal kelahirannya ditetapkan sebagai peringatan Hari Buku Anak Internasional.

Bicara tentang hari buku anak, ingatan saya langsung terlempar ke masa silam. Sejak masih sekolah dasar, buku dan bacaan anak sudah seperti sahabat karib. Membaca memang jadi salah satu aktivitas pengisi waktu yang paling saya gandrungi saat itu.

Tapi jangan dibayangkan buku-buku cerita yang saya baca saat itu sekelas karya-karya H.C. Andersen atau Roald Dahl. Saya memulai petualangan bersama buku di tengah suasana pedesaan, di kecamatan Langensari, kabupaten Ciamis. Saya cukup beruntung karena saya dapat mengakses buku sejak dini berkat orang tua saya yang bekerja sebagai tenaga guru di sekolah dasar. Saya masih ingat bagaimana saya mulai menikmati aktivitas membaca ketika menunggu orang tua selesai mengajar di ruangan perpustakaan sekolah.

Pada awalnya, saya membaca majalah-majalah yang ada di perpustakaan. Saat itu, majalah yang paling saya sukai adalah majalah Si Kuncung dan Mangle. Merasa tak cukup dengan membaca majalah, saya pun mulai dikenalkan oleh orang tua dengan cara meminjam beberapa judul buku anak dari perpustakaan untuk dibaca kembali di rumah. Sayang sekali kini saya lupa judul-judul buku yang saya baca saat itu. Yang pasti, saat itu buku-buku cerita anak yang saya baca kebanyakan terbitan departemen pendidikan.

Setelah saya pindah dan tinggal di kecamatan Banjar pada usia delapan tahun, barulah perkenalan saya dengan buku-buku terbitan Gramedia dimulai. Beberapa bacaan yang menjadi kesenangan saya hingga berusia remaja di antaranya:

  1. Majalah Bobo;
  2. Serial Lima Sekawan, karya Enid Blyton;
  3. Alfred Hitchcock & Tiga Orang Detektif;
  4. Goosebumps, karya R.L. Stine;
  5. Komik Dragon Ball Z, karya Akira Toriyama;
  6. Kungfu Boy, karya Takeshi Maekawa; hingga
  7. Seri Wiro Sableng, karya Bastian Tito.

Sebenarnya, bila saya tinggal di perkotaan, semestinya lebih banyak lagi buku yang bisa saya akses. Biar bagaimanapun, saya tetap merasa beruntung bisa memulai aktivitas membaca buku sedari dini.

Anyway, Selamat Hari Buku Internasional!!

Tinggalkan komentar